bentuk masyarakat politik dan aktivitas
Sebuah negara tidak bisa lepas dari aktivitas masyarakat dan
politik. Negara dijalankan oleh anggota masyarakat pemegang kekuasaan yang
diperoleh melalui proses politik. Masyarakat yang berperan, baik secara aktif
maupun pasif, terhadap aktivitas politik menimbulkan istilah yang disebut
masyarakat politik. Masyarakat politik inilah yang pada akhirnya mengatur roda
pemerintahan di sebuah negara.
Masyarakat Politik - Masyarakat
Untuk memahami istilah masyarakat politik, kita pisah terlebih
dahulu dua kata tersebut; masyarakat dan politik. Masyarakat berasal dari
bahasa Arab, syaraka, yang artinya 'ikut serta'. Masyarakat juga biasa disebut
dengan sistem sosial. Dalam definisinya, masyarakat mencakup interaksi sosial,
perubahan sosial, dan rasa kebersamaan.
Suatu masyarakat mempunyai ciri-ciri, antara lain; manusia yang
hidup bersama, bergaul dalam waktu yang cukup lama, sadar merupakan satu
kesatuan, dan mempunyai sistem kehidupan bersama. Masyarakat merupakan
sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem, sebagian besar interaksi
dilakukan oleh individu-individu di dalam kelompok tersebut.
Masyarakat juga merupakan sebuah komunitas yang interdependen
(bergantung satu sama lain). Istilah masyarakat sering digunakan untuk mengacu
kepada sekelompok orang yang hidup bersama di dalam satu komunitas yang
teratur. Secara abstrak, sebuah masyarakat bisa disebut sebagai jaringan hubungan-hubungan
antarentitas.
Masyarakat Politik - Pembentukan Masyarakat
Masyarakat terbentuk didasari oleh keinginan manusia untuk hidup
bersama atau bekerja sama, tolong-menolong untuk mencapai tujuan yang sama demi
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya agar bisa bertahan hidup. Tujuan bersama
tersebut mendasari kepentingan manusia untuk membentuk suatu organisasi atau
kelompok bersama.
Sebuah negara dibentuk dan dijalankan oleh masyarakat di dalam
negara tersebut dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah disepakati.
Dalam melaksanakan segala aktivitas yang berhubungan dengan tujuan negara
tersebut, diperlukan adanya kekuasaan (authority).
Akan tetapi, kita tahu bahwa setiap manusia memiliki pemikiran
berbeda terhadap cara mewujudkan tujuan bersama tersebut. Dari kondisi inilah,
politik muncul. Politik menjadi gelanggang dalam persaingan gagasan dan
kepentingan warga negara.
Masyarakat Politik
Sekarang kita tahu kenapa istilah masyarakat politik itu bisa
muncul. Istilah masyarakat politik muncul karena adanya aktivitas masyarakat
untuk memegang kekuasaan agar gagasan atau pemikiran mereka mengenai tujuan
bersama itu bisa diwujudkan.
Masyarakat politik merupakan masyarakat yang bertempat tinggal
dalam wilayah tertentu dengan “aktivitas tertentu” yang berhubungan dengan
cara-cara memperoleh kekuasaan, usaha-usaha mempertahankan kekuasaan,
menggunakan kekuasaan, wewenang dan bagaimana menghambat penggunaan kekuasaan,
dan pengendalian kekuasaan.
Di dalam interaksinya, masyarakat politik mempunyai ciri-ciri
bentuk aktivitas sebagai berikut.
1. Perilaku Politik (Politik Behavior)
Perilaku politik merupakan keseluruhan tingkah laku, politik dan
warga negara yang telah saling memiliki hubungan antara pemerintah dan
masyarakat, antara lembaga pemerintahan dan antara kelompok masyarakat dalam
rangka pembuatan, pelaksanaan, serta penegakan keputusan politik.
2. Budaya Politik (Political Culture)
Almond dan Verba mengartikan budaya politik sebagai sautu sikap
orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam
bagiannya serta sikap terhadap peranan warga negara yang ada di dalam sistem
tersebut.
Di dalam aktivitas budaya politik, masyarakat
mengidentifikasikan dirinya dengan simbol-simbol dan lembaga kenegaraan
berdasarkan orientasi yang mereka miliki.
3. Kelompok Kepentingan (Interest Group)
Kelompok kepentingan sebenarnya masyarakat politik yang berada
di luar tugas partai politik. Kelompok kepentingan tidak punya kehendak untuk
memperoleh jabatan publik. Meskipun berada di luar kepentingan partai politik,
mereka selalu berusaha mempengaruhi kebijakan pemerintah. Mereka mampu
menghimpun dan mengeluarkan dana dan tenaganya untuk melaksanakan
tindakan-tindakan politik.
4. Kelompok Penekan (Pressure Group)
Kelompok penekan biasanya ditempati oleh kelompok pengusaha,
industriawan atau asosiasi lainnya. Stuart Gerry Brown menyatakan bahwa
kelompok penekan merupakan kelompok yang bisa mempengaruhi, bahkan bisa
membentuk kebijakan pemerintah. Mereka punya banyak cara untuk melakukan
aktivitas politik. Misalnya, dengan cara persuasi, propaganda, dan cara efektif
lainnya.
Masyarakat politik bukanlah masyarakat yang statis. Mereka
melakukan aktivitasnya dengan dinamis. Apalagi, jika mereka berada pada kondisi
politik yang demokratis. Hal ini disebabkan masyarakat politik mempunyai
kelompok-kelompok berbeda dan setiap kelompok itu akan terus memperjuangkan
berbagai kepentingan mereka melalui cara-cara politik yang ada.
Negara, Komunitas, dan Masyarakat Politik
Politik adalah kegiatan yang lazimnya kita lihat berkaitan
dengan kekuasaan dan pemerintahan, yang baik maupun yang buruk. Ia merupakan
sebuah komunitas atau masyarakat politik yang menggabungkan diri secara
sukarela dengan tujuan-tujuan tertentu.
Kebencian, culas, dan kekerasan bahkan dianggap lazim dalam
sebuah politik. Di Indonesia saja, politik sudah cenderung sangat negatif.
Mulai dari money politics, usaha mempertahankan kekuasaan, hingga tektek bengek
politik yang tak ada kaitannya dengan kehidupan publik.
Apa sebetulnya yang salah dari sistem politik yang selama ini
kita jalani? Mengapa politik selalu bertendensi buruk? Untuk apa sebenarnya
politik? Mengapa keadilan tidak dapat diharapkan dari sistem yang seharusnya
bisa mengakomodir?
Perlu diingat bahwa zaman dahulu orang-orang Yunani sering kali
bertanya mana yang lebih baik; kegiatan teoretis atau kegiatan praksis.
Pertanyaan tersebut muncul karena mereka ingin mengejar apa yang disebut dengan
keutamaan di dalam hidup.
Di dalam bidang politik, pertanyaannya bisa berupa; mana yang
lebih utama antarabios teoritikos dengan bios politikos, atau antara vita
contemplativa dengan vita activa. Aristoteles menjawab bahwa keduanya adalah
jalan utama untuk menuju pada kebaikan. Kita tidak bisa meninggalkan kedua
kegiatan itu dalam hidup kita. Artinya, teoritikus politik dengan aktor politik
sama-sama menempati tempat penting dalam kehidupan untuk mencapai suatu
keutamaan.
Salah satu sumber yang dapat kita jadikan sebagai rujukan
mengenai politik adalah karya klasik Nicomachean Ethics. Sebuah kitab yang
memuat pemikiran Aristoteles mengenai etika serta ajarannya tentang keutamaan.
Memang pemikiran Aristoteles mengenai politik lebih lengkap tertuang dalam
karyanya yang berjudul POLITIC, namun dalam hal ini Nicomachean Ethics dapat
dijadikan sebagai panduan moral bagi aktivitas politik kita, juga untuk
membongkar mengapa politik negara kita begitu buruk adanya.
Masyarakat Politik - Negara sebagai Komunitas Politik
Telos (tujuan) merupakan alasan mengapa sekelompok orang hidup
bersama. Negara adalah kelompok besar manusia yang hidup dalam satu wilayah
yang sama dan memiliki cita-cita yang sama. Kebersamaan, keterikatan, dan
hubungan itulah yang kita sebut sebagai komunitas politik.
Menurut Aristoteles (2004:224), komunitas politik tidak
bertujuan pada kepentingan sesaat, tetapi pada apa yang berguna bagi seluruh
kehidupan. Maka semua perkumpulan merupakan bagian dari komunitas politik.
Dengan menegaskan bahwa negara adalah komunitas politik, maka ikatan yang menyatukan
di antara warga negara tidak lain adalah telos itu sendiri, dan bukan warna
kulit, golongan, agama, maupun ras.
Oleh karenanya menurut Habermas, sekiranya ada negara yang
menganut sistem politik berdasarkan agama, warga negaranya akan merasa sebagai
bagian dari ikatan politik bukan sebagai ikatan agama.
Ancaman nyata dalam suatu negara pada dasarnya bukan muncul dari
kelompok tertentu di dalam tubuh negara, tetapi oleh pengelola negara itu
sendiri. Para politikus yang baik, pemimpin yang baik adalah modal utama bagi
kehidupan bernegara. Sebaliknya, ketika mereka buruk, maka akan menjadi ancaman
utama.
Kelompok-kelompok yang hari ini muncul ke permukaan adalah
akibat dari sistem politik yang buruk serta ditambah dengan moralitas politikus
yang rendah. Gelombang suara yang muncul untuk menginginkan adanya perubahan
merupakan bukti nyata pemerintah tidak dapat mengakomodir dan menjadi pengelola
politik yang baik.
Jadi dalam hal ini, kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya jika
ada kelompok-kelompok yang ingin mengambil alih fungsi hukum dan aparatur
negara, sebab negara dianggap sudah tidak becus dalam mengurusi kepentingan
publik. Ketika elite politik sebagai ketua dari komunitas politik tidak dapat
bekerja dengan baik, maka apa yang disebut sebagai tuntutan rakyat atas
perubahan tidak dapat dihindarkan bahkan wajib untuk dilaksanakan.
Aristoteles menyatakan ada tiga hal yang dapat mencegah tuntutan
perubahan atau revolusi terjadi, di antaranya propaganda pemerintah dalam hal
pendidikan, penghormatan hukum, bahkan untuk masalah-masalah kecil, dan
keadilan dalam hukum dan administrasi, yakni kesetaraan menurut proporsi, dan
kebebasan setiap orang untuk menikmati hak miliknya (dalam Russell, 2002:259).
kutipan:orang lain
</div>